Senin, 14 Januari 2013

Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam

Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam


Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak dalam Islam. Banyak ayat al Qur’an yang memerintahkan agar setiap anak berbakti kepada orang tuanya. Namun sepertinya tidak hanya dalam Islam semata, mungkin dalam agama-agama lainpun masalah berbakti kepada orang tua merupakan hal yang dianjurkan. Hal ini mengingat, jangankan dalam ajaran agama, secara logika manusia saja adalah sudah sepatutnyalah anak berbakti kepada orang tuanya mengingat besarnya jasa-jasa yang telah diberikan orang tua pada anaknya.

Sementara dalam Islam, ada beberapa ayat didalam Al Quran dimana kebaikan kepada orang tua bahkan digabungkan dengan aspek yang paling penting dari Islam, yakni hanya menyembah Allah semata. Hal ini mengindikasikan bahwa bersikap baik, patuh dan taat kepada orang tua, menghormati dan menghargai mereka, sangat penting dalam cara hidup yang ditetapkan dalam ajaran Islam.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’, 17:23)

Tidak boleh ada kata kotor, kasar, atau kata apapun yang bisa menyakiti orang tua, atau bahkan memandangnya dengan sikap rendah atau kebencian. Menghormati orang tua merupakan sebuah bentuk ibadah dengan tujuan untuk menyenangkan Allah SWT dengan cara menghormati perintah-Nya.

Allah SWT melanjutkan ayat ini dengan mengingatkan kita bahwa orang tua harus mendapat perlakuan baik mengingat mereka telah memelihara, mendidik, dan mengajarkan kita berbagai hal dengan sebaik-baiknya, dengan penuh kasih-sayang, dan melakukan berbagai pengorbanan demi anak-anaknya.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S Al Israa’, 17:24)

Cinta dan rahmat yang berasal dari Allah Yang Maha Pemurah sebagian besar terwujud dalam bentuk perawatan & pemeliharaan yang dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka. Dengan tegas Allah melarang meperlakukan buruk orang tua, dan dalam ayat lain dalam al Quran Dia memerintahkan kita untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada-Nya, sebagai Pencipta kita, serta orang tua kita. Sekali lagi, Allah dengan tegas menyampaikan alasan mengapa berbakti kepada orang tua sangat penting.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S Luqman, 31:14).

Orang tua merawat dan mengasuh anak-anakmya hampir sepanjang hidup mereka, dan pada satu titik ttertentu ugas tersebut akan berbalik, orang tua menjadi tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan anak-anaknyalah yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya mengharapkan pahala-Nya.

Namun sayang sekali, bahwa fakta yang ada sekarang ini masih jauh dari apa yang diharapkan dan diperintahkan dalam Al Qur’an, dimana wujud berbaktinya anak kepada orang tua secara umum hanya ditunjukkan ketika datang Hari Raya dan atau ketika orang tua sedang menderita sakit. Padahal semestinya, seorang anak harus memahami benar dan mau menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap orang tua, mengingat bahwa suatu saat hal itupun akan menjadi haknya manakala ia telah menjadi tua yang lemah dan membutuhkan perawatan dan perhatian.

Jika anda adalah orang tua yang menginginkan anak-anak anda kelak berbakti pada anda, maka berbaktilah kepada orang tua anda. Sering-seringlah menemuinya, atau setidaknya sering-seringlah berkomunikasi dengannya, menanyakan kondisinya dan memberi bantuan apabila mereka memerlukan. Do’akanlah mereka, setidaknya setiap selesai sholat lima waktu, mintakan ampunan atas dosa-dosanya dan mintakan supaya mereka ditempatkan diantara orang-orang yang shalih.

Setrategi Aman dari Tipuan Syaitan

Setrategi Aman dari Tipuan Syaitan

Kita tidak bisa melihat wujudnya, tapi dia sangat memperhatikan kita. Dan, syaitan benar-benar terintegrasi kekuatannya untuk tolong-menolong. Jika kita kurang waspada bersiap-siaplah diri kita dikuasainya. Kendaraan syaitan adalah nafsu, syahwat, dan keinginan. Orang yang tidak mampu mengendalikan keinginannya akan habis dia gunakan untuk memperturutkan nafsunya.. Dan orang yang dikuasai nafsu syaitan selalu merasa diri paling benar. Ia merasa apa yang dilakukan merupakan kebenaran yang tidak mungkin salah. Sedangkan apa yang dilakukan orang lain adalah kesalahan yang tidak mungkin benar. Selain itu, ia senantiasa menyepelekan orang lain dan segala yang dilakukan diniatkan karena ingin dipuja dan dipuji orang lain. Amat rugilah orang yang selalu mengandalkan nafsunya untuk memenuhi keinginan. “ Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (QS. An-Nisa [4]:120).

Dua strategi penting yang membuat kita lebih aman dari tipuan syaitan. Pertama, banyak berlindung kepada Allah. Karena Dia-lah yang menguasai makhluk-makhluk (termasuk syaitan). Kalau bukan berlindung kepada Allah lalu kepada siapa lagi. Hanya Allah-lah sebaik-baik pelindung. “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku. Agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]:186)

Kedua, kuasai nafsu yaitu dengan mengendalikan diri. Setiap saat, setiap waktu, syaitan selalu mencari peluang. Kalau kita kurang pintar mengendalikan diri bersiap-siaplah menjadi pelayan syaitan. Tabiat hawa nafsu salah satunya sangat enggan pada ketaatan. Beribadah malas, begitu juga dalam beramal, kalau tidak menguntungkan dirinya, lebih baik tidak dilakukannya. Kalau orang makin disukai Allah yang dibukakan ke orang tersebut adalah kekurangan, sedangkan ke orang lain yang dibukakan kelebihannya. Sebaliknya, orang yang tidak disukai Allah, dia membukakan kepada dirinya kelebihan kepada Allah, memperlihatkan kepada orang lain kejelekannya. Dia melihat dirinya paling baik. Naudzubillah .

Saudaraku, sesungguhnya syaitan tidak akan pernah pensiun selama manusia ada dalam ketaatan kepada Allah. Oleh sebab itu, marilah kita tingkatkan keimanan kita. Wallahu a’lam bish showab

Semoga bermanfaat Salam ukhuwah fillah

Dikutip dari bacaan "Setrategi Aman dari Tipuan Syaitan"
Sumber:kolom abatasa

Rabu, 24 Oktober 2012

3.keterampilan menejer

3. KETERAMPILAN MANAJER
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.

  1. Keterampilan konseptual (conceptional skill). Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

  2. Keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (humanity skill). Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

  3. Keterampilan teknis yang pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Senin, 20 Agustus 2012

7 Pintu neraka

7 Tujuh Pintu Neraka
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, saudaraku- saudaraku yang di rahmati Allah;
“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan dalam Anwar Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saww memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibr
il menjawab: "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:

1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.

2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.

3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).

4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.

5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.

6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.

Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saww maminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.

Lalu, Nabi saww mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"

Kemudian Nabi saww mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.

Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.

Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?”

Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.

Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.

Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saw menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?

Semoga bisa di ambil hikmahnya.

1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saww maminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saww mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"
Kemudian Nabi saww mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?”
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saw menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?
Semoga bisa di ambil hikmahnya.

mengenal penghuni 7 tingkatan langit

~Mengenal Penghuni 7 Tingkatan Langit,para Nabi

Isra Miraj merupakan peristiwa besar yang dialami oleh nabi Muhammad ShaLlalahu 'Alaihi Wasallam. Wajib hukumnya untuk Muslimin mengimani dan meyakini sebagai suatu kebenaran dari Allah Ta'ala. Pada peristiwa itu RasuluLlah bertemu Allah , dan mendapat perintah menjalankan salat 5 waktu sehari.Dalam perjalanan bertemu Sang Pencipta, Rasullulah ditem
ani malaikat Jibril dengan mengendarai Buraaq. Yaitu hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap. Sekali melangkah, Buraaq bisa menempuh perjalanan sejuah mata memandang dalam sekejap.Rasullulah melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan. Kabar ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan imam Muslim dari Anas bin Malik.1. Ketika mencapai langit tingkat pertama, Rasullulah bertemu dengan manusia sekaligus wali Allah Ta'ala pertama di muka bumi, Nabi Adam Alaihis Salam. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya.Nabi Adam membekali rasullulah dengan doa, supaya rasullulah selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya. Sambil mengucapkan salam, rasullulah meninggalkan langit pertama untuk menuju langit kedua.2. Sesampainya di langit kedua, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Seperti halnya di langit pertama, rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa dan Yahya juga mendoakan kebaikan kepada rasullulah. Kemudian rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga.3. Tidak disangka, di langit ketiga, rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad. Dan juga di akhir pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu.4. Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat. Pada tingkatan ini, rasullulah bertemu Nabi Idris. Yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah Ta'ala.Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris memberikan doa kepada Nabi Muhammad supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.5. Sesampainya di langit kelima, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT.Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya. Setelah bertemu, kemudian Nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya ke langit keenam.6. Pada langit keenam, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Nabi Musa juga terkenal dengan sifatnya yang penyabar dan penyayang selama menghadapi kolot dan bebalnya perilaku Bani Israil.Selama bertemu dengan Muhammad, Nabi Musa menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Penuh kehangatan dan keakraban. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan.7. Tibalah Nabi Muhammad ke langit ketujuh. Di langit ini, Nabi Muhammad bertemu dengan sahabat Allah , bapaknya para nabi, Ibrahim Alaihis Salam.Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah kepada para malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam.Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha merupakan sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke tujuh. Masih dalam hadits yang sama, rasullulah menceritakan bentuk fisik dari Sidratul Muntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar.Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah datang. Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepecayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan sebagai pohon kehidupan.Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah , untuk menerima perintah wajib salat lima waktu dalam sehari.Wallahu A'lam Bish Shawab.Semoga Bermanfaat,

Waspadai Ajakan Syetan

Waspada Ajakan Syetan!
REPUBLIKA.CO.ID

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Sahabatku, syetan itu selalu mencegah manusia:
1. Jangan sampai senang belajar Alqur'an dan Sunnah
2. Jangan sampai senang nasehat dan hadir di Majlis Ilmu dan Zikir
3. Jangan sampai senang pada Ulama
4. Jangan sampai berakhlak mulia terutama rendah hati
5. Jangan sampai manusia senang beribadah, sholat, puasa, haji dan sebagainya (QS58:19)
6. Jangan sampai makan minum dan mencari rizki dengan cara halal
7. Jangan sampai manusia senang berderma (QS2:286)
8. Jangan sampai menikah bahagia
9. Jangan sampai jujur dan amanah
10. Jangan sampai saling mencintai, bersaudara dan bersatu karena Allah
11. Jangan sampai manusia senang dakwah dan jihad
12. Jangan sampai istiqomah, ikhlas dan husnul khotimah, karena itu Rasulullah mengingatkan pada hamba Allah yang senang beribadah dan beramal sholeh, "Al ujba al ujba al ujba" waspadailah bangga diri setelah berbuat baik!.

"Semoga Allah selalu melindungi kita dari keinginan maksiat, bangga diri dan godaan saythoonir rojiim... Aamiin"

life

hidup hanya sekali berbuatlah yang terbaik